Kamis, 18 Januari 2018

MAKALAH ISHIHARA TEST



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Buta warna merupakan sebuah masalah pada saraf mata dimana saraf tersebut tidak peka terhadap adanya perubahan warna yang dipantulkan cahaya pada pupil mata. Kelainan buta warna ini dapat terjadi dari banyak faktor penyebab antara lain: faktor keturunan, faktor kecelakaan, dan faktor lainnya. Faktor keturunan biasanya dibawa oleh kromosom X, baik dari sisi Ayah maupun Ibu, sehingga ada kemungkinan penderita menderita kebutaan parsial. Sementara buta warna akibat kecelakaan bisa disebabkan oleh benturan pada kepala yang mengenai saraf mata.

Tes buta warna sangat diperlukan pada saat pengajuan sekolah atau pekerjaan. Beberapa instansi pendidikan dan pekerjaan menyaratkan calon pendaftar untuk melengkapi diri dengan hasil tes buta warna. Tes buta warna yang lazim digunakan adalah tes buta warna menggunakan metode temuan Professor Ishihara. Tes buta warna menggunakan metode temuan Professor Ishihara ini mulai dikenalkan pada tahun 1918 dari buku yang ditulisnya berjudul Buku Ishihara untuk Tes Buta Warna (The Ishihara Color Vision Chart) dan menjadi standar kelulusan tes buta warna.

Tes buta warna metode Ishihara ini lebih spesifik dibandingkan tes kebutaan lainnya. Tes buta warna dengan metode Ishihara ini sebelumnya hanya digunakan di Jepang, namun kemudian secara meluas digunakan di berbagai belahan dunia lainnya dan menjadi standar baku kebutaan warna seseorang. Melakukan tes buta warna, sebagaimana dijelaskan di atas, merupakan syarat pada beberapa instansi. Melakukan tes buta warna menggunakan metode temuan Professor Ishihara bukan hal yang sulit. Saat ini hampir semua rumah sakit umum, poli klinik mata, rumah sakit mata, dan instansi penyedia jasa kesehatan lainnya telah memiliki contoh bagan tes buta warna Ishihara.

B.     Rumusan Masalah
1.      Definisi Tes Ishihara ?
2.      Tujuan dilakukan Tes Ishihara?
3.       
C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Makalah ini di buat penulis dengan  tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga medis dapat memahami berkaitan dengan Tujuan Khusus
a.        Mengetahui definisi dari system kardiovaskuler.
b.      Mengetahui anatomi dari jantung.
c.       Mengetahui fisiologi dari jantung.
d.      Mengetahui anatomi dari pembuluh darah.
e.       Mengetahui fisiologi aliran darah.

D.    Manfaat
Makalah ini dibuat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskuler sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN MATA
a.       Pemeriksaan Buta Warna ( Tes Ishihara )
1)      Tujuan
Tes ini dilakukan untuk memeriksa buta warna seseorang.
2)      Landasan
Pada retina terdapat 3 sel kerucut yang rentan terhadap salah satu warna primer, sehingga bila terdapat gangguan pada sel kerucut tersebut akan terjadi gangguan penglihatan warna, kerusakan retina mulai sel bipolar sampai ganglion genikulatum lateral akan mengakibatkan gangguan warna merah dan hijau, sedangkan kerusakan neurosensoris mengakibatkan gangguan melihat warna terutama warna biru dan kuning. 
Tes Ishihara berupa gambar-gambar Pseudoisokromatik yang disusun oleh titik dan kepadatan warna berbeda sehingga orang normal dapat mengenal gambar atau angka yang disusun oleh titik tersebut. Gambar titik terdiri atas warna primer dengan dasar warna yang hampir sama atau abu-abu. Titik disusun akan menghasilkan pola dan bentuk tertentu oleh orang tanpa kelainan persepsi warna. Buta warna lebih banyak laki-laki dari pada perempuan karena gen pembawa sifat terdapat pada laki-laki sehingga disebut carier.
3)      Alat dan bahan
Gambar-gambar Pseudoisokromatik
Jam ( jika diperlukan ).
4)      Tehnik
Dengan penerangan tertentu kartu Ishihara disinari.
Klien disuruh melihat kartu tersebut dan menyebutkan gambar atau angka yang terlihat
.
5)      Klien diminta melihat dan menyebutkan gambar atau angka tidak lebih dari 10 detik.

5) Penilaian
Bila lebih dari 10 detik berarti terdapat kelainan penglihatan warna
Buta warna merah hijau terdapat atrofi saraf optik, toksik optikneuropati, dengan pengecualian neuropati iskemi, glaucoma atrofi optic yang memberikan gangguan penglihatan biru kuning. Buta warna biru kuning terdapat pada Retinopati Hipertensif, Retinopati Diabetik dan degenerasi macula senile dini. Degenerasi macula Stargardts dan fundus lamikulatus memberikan gangguan penglihatan warna merah-hijau.

Petunjuk Pengisian Gambar
No. 1 : Semua orang baik normal atau buta warna dapat membaca dengan benar angka 12. Bagian ini biasanya digunakan pada awal test.
No. 2 : Pada orang normal terbaca “ 8 “ dengan defesiensi merah-hijau “ 3 “
No. 3 : Pada orang normal terbaca “ 5 “dengan defesiensi merah-hijau “ 2 “
No. 4 : Pada orang normal terbaca “ 29 “dengan defesiensi merah-hijau “ 70 “
No. 5 : Pada orang normal terbaca “ 74 “dengan defesiensi merah-hijau “ 21 “
No. 6 – 7 : Pada orang normal dapat membaca dengan benar tetapi pada orang dengan defesiensi merah hijau, susah atau tidak dapat membacanya.
No. 8 : Pada orang normal dengan jelas “ 2 “ tetapi bagi defesiensi merah-hijau tidak jelas.
No. 9 : Pada orang normal susah atau tidak terbaca tetapi kebanyakan pada orang dengan defesiensi merah hijau melihat “ 2 “.
No.10 : Pada orang normal angka terbaca “ 16 “ tetapi bagi defesiensi merah hijau tidak dapat membaca.
No.11 : Gambar garis yang melilit diantara 2 xs. Pada orang normal, dapat mengikuti garis ungu-hijau. Tetapi pada orang buta warna tidak dapat mengikuti atau dapat mengikuti tapi berbeda dengan orang normal.
No.12 : Pada orang normal dan defesiensi merah hijau melihat angka “ 35 “ tetapi pada protanopia dan protanomali berat hanya dapat membaca angka “ 5 “ dan pada deuteranopia dan deuteranopia berat terbaca angka “ 3 “ 
No. 13 : Pada orang normal dan defesiensi merah hijau ringan melihat angka 
“ 96 “ tetapi pada protonopia dan protonopia berat hanya terbaca “ 6 “.
No. 14 : 
• Pada orang normal dapat mengikuti garis yang melilit 2 xs, ungu dan merah.
• Pada protanopia dan protanomali berat hanya mengikuti garis ungu dan pada protanomali ringan kedua garis diikuti tetapi garis ungu kurang terlihat untuk diikuti.
• Pada deuteranopia dan deuteranomalia berat hanya garis merah yang diikuti 
• Pada deuteranomalia ringan kedua garis dapat diikuti tetapi garis merah kurang terlihat un
tuk diikuti. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar